Selamat Datang di Website MGMP Kimia SMA Barito Utara

Mengapa Guru Tidak Menulis?



MUARA TEWEH –  Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang  memenuhi persyaratan atau langkah-langkah kegiatan ilmiah baik sebagai hasil  kajian, penelitian, survei, atau tinjauan/ ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri yang  dapat berupa buku atau makalah baik dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan secara luas. 
Esdi Pangganti, Guru SMAN 4 M.Teweh

Jenis karya tulis ilmiah yang dapat dibuat guru sesuai Permenpan No. 16 tahun 2009 terbagi menjadi beberapa jenis yaitu laporan hasil penelitian, artikel ilmiah, makalah, buku, modul/ diktat, tulisan ilmiah populer, dan karya hasil terjemahan. 

Menurut Esdi Pangganti, yang merupakan Gupres SMA Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015 ini, Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 2 ayat 1 menegaskan bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan dengan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian profesi pendidik dalam hal ini guru merupakan sebuah profesi yang diakui sebagai tenaga profesional. 

Esdi juga menyampaikan, bahwa berdasarkan Permenpan No. 16 tahun 2009 pasal 16 ayat 2 disebutkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi dari Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e wajib  melakukan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang meliputi sub unsur pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif.

Menurut bapak dua anak ini, PKB dapat membantu  kenaikan pangkat dan jabatan guru. “Mengikuti kegiatan PKB bagi guru  merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban guru sebagai tenaga profesional”, ujarnya saat dijumpai di tempatnya bekerja, Sabtu (24/02). Berdasarkan Permenpan No. 16 tahun 2009 pasal 11 salah satu kegiatan  PKB bagi guru ialah Publikasi Ilmiah. Di dalam publikasi ilmiah terdapat kegiatan  publikasi karya tulis ilmiah.
Jadikan Menulis merupakan Passion Guru

Lebih lanjut Esdi yang juga merupakan Ketua Forum Guru Meneliti (FGM) Kabupaten Barito Utara ini menyampaikan bahwa dalam beberapa survey ada beberapa alasan guru enggan melakukan menulis, antara lain adalah:

1) Keterbatasan Waktu 
Hal ini terjadi karena guru disibukkan dengan kewajiban mengajar di kelas, membuat administrasi pembelajaran, membimbing siswa dan tugas lainnya. Kebanyakan guru mengeluh bahwa terbatasnya waktu dikarenakan tuntutan administrasi pembelajaran dan beban mengajar yang padat, selain itu memilikikewajiban atau beban mengajar yang relatif sama yaitu sekitar 24-26 jam, sehingga waktu luang guru diluar jam mengajar sama. Satu guru dengan guru lainnya memiliki aktifitas yang homogen, tidak ada guru yang mengembangkan diri dengan aktif melaksanakan kegiatan secara mandiri di luar jam mengajar disekolah.

2) Kurangnya ide/gagasan 
Masalah ini merupakan permasalahan klasikal yang dihadapi guru, salah satunya adalah keterbatasan penulis mengembangkan ide. Munculnya faktor penghambat tersebut dikarenakan tidak adanya pembimbing dan terbatasnya referensi sehingga ide/gagasan guru untuk menulis tidak dapat diwujudkan.

3) Terbatasnya Wawasan Guru mengenai PKB
Terbatasnya wawasan guru akan PKB tersebut terjadi karena sosialisasi tentang PKB yang kurang optimal.  Guru menganggap menulis merupakan hal yang sulit untuk dilakukan, paradigma tersebut memunculkan keengganan guru untuk menulis karena merasa hal tersebut tidak begitu berguna.

4) Rendahnya Motivasi
Hal ini terjadi karena faktor usia yang relatif muda sehingga belum merasa perlu melakukan pengembangan profesi, serta belum adanya inisiasi dari pihak sekolah yang untuk melaksanakan penulisan karya tulis ilmiah.

5) Rendahnya Penghargaan
Hal ini terjadi karena penghargaan yang diberikan kepada guru yang melakukan penulisan ilmiah cenderung tidak ada, dan jika ada pun hanya sekedarnya saja. Bahkan bagi guru teladan saja penghargaan yang diberikan oleh pemerintah, misal melalui CSR BUMN sangat tidak setimbang dengan upaya guru dalam menghasilkan karya tulis, dsb.


Semoga tulisan semacam ini dapat memicu Guru-guru agar lebih lagi dalam berkarya, secara khusus guru Kimia SMA di Kabupaten Barito Utara, mari jadikan menulis sebagai Passion Guru-guru Kimia”, ujar Esdi mengakhiri perbincangan dengan Warta Kimia. (sdp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengajar Lintas Minat Kimia di Jurusan IIS

MUARA TEWEH - Kimia merupakan cabang ilmu-ilmu alam yang menyajikan banyak data serta urutan kejadian yang jelas, runtut, dan terperinci, ...